Di tahun ke 3 pemerintahan Jokowi, atau jelang 2 tahun berdirinya Seword, ada satu hal yang akhirnya saya sadari betul. Bahwa mendukung Presiden Jokowi ternyata harus menghadapi begitu banyak ancaman atau intimidasi. Dan sepertinya ini menarik untuk saya bagikan di sini.
Dilaporkan ke polisi
Menjadi pendukung pemerintahan Jokowi bukan berarti kebal hukum atau bebas berbuat apa saja. Seword sudah dua kali dilaporkan, namun alhamdulillah dua-duanya tidak cukup syarat atau bukti untuk menutup Seword.
Pelaporan pertama adalah dari kelompok pengusaha media di Indonesia. Jika harus disandingkan dengan saya, seorang pemuda desa terpencil, rasanya seperti gajah dan semut.
Meskipun setau saya yang dilaporkan bukanlah saya pribadi, melainkan salah satu penulis Seword, namun yang diberitakan adalah nama saya: Alifurrahman. Berita itu muncul setiap hari, setiap jam di 4 saluran televisi milik pengusaha media tersebut.
Saya ingat betul saat berita ini boom, banyak orang coba menghubungi saya. Dari admin, penulis, sampai pembaca. Salah seorang penulis yang dilaporkan ke polisi juga menghubungi saya. Semuanya panik, terlebih karena mereka semua tidak bisa menghubungi saya. Chat tidak dijawab, telpon tidak diangkat. Ya bukan apa-apa, ini karena saya lagi dalam perjalanan kerja dan cukup kelelahan. hehe
Sadar bahwa banyak yang mengkhawatirkan saya, beberapa chat saya jawab. Penulis yang dipermasalahkan pun saya tenangkan. Sebab kalaupun benar-benar dipermasalahkan atau dikasuskan, rasanya itu akan jadi kisah sangat panjang.
Awalnya, saya pribadi tidak terlalu memikirkan pelaporan tersebut. Tetap beraktifitas seperti biasa. Namun kemudian berita-berita yang sangat terstruktur, sistematis dan massif tersebut rupanya sampai juga di telinga orang tua. “Alifurrahman terancam denda 10 milyar dan penjara 4 tahun.” Kira-kira begitu pesannya.
Orang tua saya yang tidak tahu apa-apa soal aktifitas saya di dunia maya, sontak kaget. Ada masalah apa? namun perlahan saya jelaskan duduk perkaranya, alhamdulillah semuanya paham.
Saya pribadi merasa bahwa pelaporan tersebut ada bau-bau bayarannya. Sebab mereka bawa wartawan ke mana-mana. Haha dan kebetulan pelaporan itu seperti sikap frustasi. Sebab beberapa hari sebelum pelaporan, Seword diserang Ddos puluhan juta botnet. Dan itu cukup berhasil menumbangkan Seword dan membuat penulis kesulitan menayangkan artikelnya.
Prediksi tersebut cukup terbukti, setelah diberitakan di media-media mainstream, selesai sudah perjuangan ormas pemuda tersebut. Mungkin kontrak bayarannya cukup sampai pelaporan saja.
Ancaman, intimidasi dan upaya persekusi
Menjadi pendukung pemerintah yang sah rupanya penuh dengan ancaman-ancaman. Salah seorang dari salah satu ormas pemuda (pelapor seword), berkali-kali mengajak orang lain untuk melakukan persekusi terhadap saya. Dia pura-pura nanya info alamat rumah dan sebagainya kepada MCA. Padahal tujuannya ya persekusi, ingin agar MCA menyerang saya. Terbukti di tweet berikutnya dia mengajak orang-orang untuk mengabadikan nama dan wajah saya. Download dan ingat-ingat, katanya. Namun semua upaya persekusi tersebut akhirnya reda setelah saya jawab dengan sangat keras dan menantangnya untuk satu lawan satu.
Entah ada kaitannya atau tidak, memang sempat ada sekelompok orang yang mencari saya. Bertanya pada tetangga dan warga sekitar. Saya yang mendengar kabar ini awalnya cukup kaget, masa jadi pendukung pemerintah malah diancam-ancam dan diintimidasi? Tapi kemudian saya sadar, mungkin inilah konsekuensi dari melawan para mafia, preman dan sisa-sisa orba jancuk itu. Sebab kalau yang kita lawan adalah orang-orang baik, tidak mungkin saya mendapat ancaman seperti ini. Lihat saja para pemfitnah dan Saracen, mereka tenang-tenang saja hidupnya, dan diperlakukan baik dengan proses hukum.
Di luar ini, tentu ada banyak cemooh, caciaan, hinaan dan fitnah-fitnah lucu yang dialamatkan kepada saya dan Seword. Meski tidak nyaman, meski cukup berat, namun pada akhirnya saya berpikir bahwa ini adalah jalan jihad untuk Indonesia yang lebih maju.
Dan terakhir, ada satu informasi unik dari salah satu informan Seword. katanya, ada salah satu partai yang begitu ngotot ingin Seword ditutup. Uniknya, hal ini disampaikan dalam rapat komisi, resmi.
Sampai di sini akhirnya saya sadar satu hal, mendukung pemerintah atau Jokowi JK berarti harus siap berhadapan dengan semua lawan-lawan politiknya, termasuk preman-premannya. Begitulah kura-kura.
Alifurrahman [ CEO Seword]
0 Response to "Mendukung Jokowi, Harus Siap Diancam dan Diintimidasi..."
Posting Komentar